Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang ber
simbiosis dengan sejenis tumbuhan
alga yang disebut
zooxanthellae.
[1] Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki
tentakel.
[1]
Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia
(atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara
asal-usul,
Morfologi dan
Fisiologi.
[2]
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut
Polip.
[3]
Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang
mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di
bagian atas dan dikelilingi oleh
Tentakel.
[3] Namun pada kebanyakan
Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni.
[4] Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO
3.
[1] Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai
spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan
mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
[1]
Istilah
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta
ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk
sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas
biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan
laut.
[1] Bagi ahli
geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan
terumbu.
[1] Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas
koral.
[1]
Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud adalah
koral, sekelompok
hewan dari
ordo Scleractinia yang menghasilkan
kapur sebagai pembentuk utama terumbu.
[5]
Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang
hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut.
[5] Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari
alga.
[5] Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.
[5] Di Indonesia semua terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral.
[5] Kerangka karang mengalami
erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu.
[5]
Habitat
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya
matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.
[1] Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam
laut dan tidak memerlukan
cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
[1]
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis,
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama
suhu,
salinitas, sedimentasi,
Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
[2] Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun
1998 telah menyebabkan pemutihan karang (
coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.
[2] Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.
[2]
Kondisi optimum
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang
membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu
hangat sekitar di atas 20
oC.
[1] Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi.
[1] Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
[1]
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan
fotosintesis.
[1]
Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada bagian atas
terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan juga
melakukan fotosintesis.
[1] Oleh karena itu, oksigen-
oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.
[1]
Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang
efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik).
[2]
Fotosintesis
Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi
kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang
reaksi kimia sebagai berikut
[6]:
Ca(HCO
3) CaCO
3 + H
2CO
3 H
2O + CO
2
Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk
terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium
karbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak
membentuk terumbu (
ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.
[3]
Di Indonesia dan Indo Pasifik
Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya
pesisir dan
laut, disamping
hutan bakau atau hutan mangrove dan
padang lamun.
[7] Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa
Indonesia yang tak ternilai harganya.
[7] Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km
2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia.
[7] Contohnya adalah ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara.
[5]
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman
biota perairan dibanding dengan negara-negara
Asia Tenggara lainnya.
[7]
Bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang,
ikan, dan
moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari
Indonesia sampai ke
Polinesia dan
Australia lalu ke bagian barat yaitu
Samudera Pasifik sampai
Afrika Timur.
[8]
Manfaat
karang sebagai tempat hidup ikan
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun
ekonomi.
[9]
Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung.
[7]
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh
manusia adalah
[3]:
- sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
- pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
- penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan
abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
[9].